Tiga mahasiswa Program Studi Antropologi Sosial yaitu Elang Ade Erlangga, Idah Sri Wahyuni dan Ayyi Imana Auliaamafaza yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dengan dosen pendamping, Dr. Amirudin, M.Si, memperkenalkan Truthuk Semarang di International Conference on Economics, Business, Tourism and Social Sciences (ICEBTS) yang diselenggarakan di Surabaya secara daring pada 22 Agustus 2021. Konferensi ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara, seperti Spanyol, China, dan Indonesia.
Dalam konferensi tersebut, Elang dengan tim mempresentasikan nilai-nilai budaya, sistem simbol dan pola pertunjukkan Truthuk Semarang. Menurut Elang, ketua tim PKM-RSH, keunikan dari kesenian tersebut yaitu cerita yang ditampilkan mengenai isu-isu kekinian, misalnya pandemi, korupsi, permasalahan sosial dan masih banyak lagi. Alat musik yang digunakan cukup sederhana, yaitu saron, demung, kendang, gender, gong dan biola. Bahasa yang digunakan bukan hanya bahasa jawa krama (bahasa jawa halus) melainkan juga bahasa jawa ngoko (bahasa jawa kasar), bahkan bahasa Indonesia sehingga mampu dipahami semua kalangan.
Sayangnya, Truthuk Semarang belum dikenal oleh banyak orang, bahkan masyarakat Semarang sendiri. Oleh karena itu, Elang bersama tim bukan hanya mempresentasikannya dikonferensi internasional, namun berusaha memperkenalkan Truthuk Semarang melalui etnovideografi yang diunggah di sosial media.
Elang dan tim berharap dengan dikenalkannya kesenian tersebut melalui konferensi internasional dan etnovideografi yang diunggah ke sosial media, masyarakat Semarang lebih mengetahui kesenian daerahnya sendiri, yaitu Truthuk Semarang. Jika bukan kita, generasi muda yang melestarikannya, siapa lagi?
(oleh Idah Sri Wahyuni dan Vania P. Hanjani, M.Si.)