Karangbrai (27/7) – Desa Karangbrai menyimpan banyak sejarah yang belum sepenuhnya terungkap oleh masyarakat luas, salah satunya adalah petilasan Syekh Jambu Karang. Meskipun sudah tercatat sebagai peninggalan resmi di Kabupaten Pemalang, banyak masyarakat yang belum mengetahui sejarah dan fakta menarik tentang situs ini. Untuk itu, sebagai bagian dari program KKN, saya melaksanakan kegiatan dengan tajuk “Infografis dan Etnofotografi Petilasan Syech Jambu Karang untuk Edukasi Sejarah Lewat Lensa kepada Masyarakat Desa Karangbrai.”

Menurut sejarah yang berkembang di Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Purbalingga, Syech Jambu Karang diyakini berasal dari Jawa Barat. Beliau adalah putra mahkota Prabu Brawijaya Mahesa Tandreman I, Raja Pajajaran I, yang pada masa mudanya dikenal sebagai Raden Mundingwangi. Meskipun seharusnya menggantikan ayahnya sebagai Raja Pajajaran, Raden Mundingwangi lebih memilih untuk mengembara. Oleh karena itu, tahta kerajaan diberikan kepada adiknya, Raden Mundingsari, pada tahun 1190 M.

Kegiatan ini dilakukan di Petilasan Syech Jambu Karang dan Bogajati di Desa Karangbrai, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, pada tanggal 27 Juli 2024. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah album etnofotografi yang dilengkapi dengan infografis yang memuat sejarah serta fakta menarik mengenai petilasan tersebut.

Kegiatan ini berfokus pada pembuatan infografis yang didasarkan pada etnofotografi yang diambil langsung di lokasi petilasan Syech Jambu Karang dan Bogajati. Proses pengumpulan data dimulai pada malam hari bersama masyarakat desa mengunjungi petilasan tersebut. Kami berbincang dengan Mbah Rasmad, juru kunci petilasan, untuk menggali asal-usul dan cerita di balik situs bersejarah ini. Pagi harinya, kami kembali ke lokasi untuk mengambil foto-foto yang akan digunakan dalam infografis.

Dukungan penuh datang dari masyarakat dan perangkat desa yang merasa senang dengan adanya kegiatan ini. Mereka berharap bahwa hasil dari kegiatan ini dapat membantu mengedukasi masyarakat, tidak hanya di Desa Karangbrai tetapi juga masyarakat umum, tentang pentingnya mengenal dan melestarikan sejarah lokal mereka. Namun, beberapa tantangan dihadapi selama pelaksanaan kegiatan, terutama saat mewawancarai Mbah Rasmad. Usianya yang sudah lanjut dan keterbatasan bahasa menjadi hambatan, namun hal ini dapat diatasi dengan pendekatan yang lebih sabar dan pengertian.

Berikut adalah tautan untuk melihat infografis Petilasan Syech Jambu Karang dan Syekh Bogajati : https://www.behance.net/gallery/205502597/Infografis-Makam-Syech-Jambu-Karang-Syech-Bogajati

Penulis          : Muhammad Robbi Sofyan

Dosen Pembimbing Lapangan  :
1. Nurhadi Bashit, ST., M.Eng,.
2. Aulia Vidya Almadana S.E., M.M
3. Dr. Rahmad Nuryanto, S.Si, M.Si