SEBAGAI- negara multikultur yang memiliki beragam kebudayaan yang unik dan menarik, Indonesia seolah tidak ada habisnya untuk menggelitik wawasan bagi siapapun yang ingin mengetahuinya. Tuhan menciptakan keunikan di setiap daerah tanpa terkecuali, tanpa memandang kota ataupun desa, tanpa melihat kemajuan atau ketertinggalan. Setiap jengkal tanah di Indonesia memiliki keindahan, sudut kota Wonosobo, Kecamatan Wadaslintang, Desa Kumejing, salah satunya. Untuk menapaki kaki di desa yang sudah dinobatkan sebagai desa wisata ini bisa ditempuh melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur air. Bukan perjalanan yang mudah, tapi bukan berarti keduanya adalah jalur yang dilalui dengan susah. Kedua jalur, hanya  sama-sama memiliki sensasi yang luar biasa.

Sama seperti di daerah lainnya, desa Kumejing masih kental akan tradisi dan ritual kebudayaan yang bertujuan untuk meminta keselamatan, keberkahan dan perlindungan kepada Maha Kuasa, memohon agar dihindari dari berbagai macam bahaya yang mengancam keselamatan masyarakat desa. Ritual tersebut dilaksanakan setiap satu tahun sekali di waktu malam jum’at satu suro. Ritual tersebut dilakukan di waduk Wadas Lintang. Doa bersama, dan pemotongan kepala kambing menjadi rangkaian ritual, namun menariknya terdapat satu symbol khusus yang tak lepas dari serangkaian tradisi di desa Kumejing sebagai pelengkap pelaksanaan ritual yang dilakukan setiap satu tahun sekali ini Bucu pendem.

Apa itu bucu pendem?

Bucu pendem merupakan makanan khas Desa Kumejing. Nasi yang dibentuk mengerucut dengan balutan ayam utuh dan serundeng di dalam nasinya. Biasanya, bucu pendem selalu ada dimoment-moment tertentu seperti di ritual malam satu suro dan juga pada pernikahan atau acara-acara besar lainnya. Pada ritual malam satu suro, biasanya bucu pendem digunakan sebagai salah satu simbol ritual dan nantinya akan dimakan secara bersama-sama oleh masyarakat desa setelah di do’akan. Jadi, bucu pendem bukan hanya sekedar makanan khas yang terdapat di Desa Kumejing, tetapi juga sebagai simbol pemersatu atau tali silaturahmi untuk sesama masyarakat.

Cita rasa dari bucu pendem juga tidak perlu diragukan lagi, rasanya nikmat, disajikan diatas daun pisang dengan beberapa lauk tambahan seperti tempe bacem, telur dadar dan lauk pendamping lainnya. Namun tidak selalu bucu pendem di sajikan dengan ayam terkadang bucu pendem disajikan dengan urap dan sayur-sayuran lainnya.

 

Penulis Reportase: Fatir, Sukma, Vian, Erina