Kamis (3/9) Unicef Perwakilan Jateng-Jatim menggelar Dialog Anti Kekerasan pada Anak di Wisma Perdamaian Semarang.

Hadir sebagai narasumber: Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah; Dr. Najat Maalla Mjid, Special Representative of the Secretary General on Violence against Children UN; Dr. Amirudin Ketua Program Studi Antropologi FIB UNDIP,; Arie Rukmantara Kepala UNICEF Perwakilan Jawa Tengah-Jawa Timur. Peserta: Forum Anak, OPD, filantropi, LSM, Ormas; dan anak difabel, anak jalanan, siswa siswi TK-SD-SMP-SMU.

Gerakan sayang anak adalah konsen Gubernur Jateng. Maka gubernur Ganjar memberi ruang luas bagi anak-anak jalanan dan difabel, untuk sekolah kembali di sekolah umum (inklusi).

Dr. Amirudin pun mendukung gagasan Gubernur, lama sekolah termasuk menjadi tolak ukur keberhasilan suatu pembangunan. Dan belakangan banyak anak drop out karena alasan ketidakmampuan ekonomi, dan suasana sekolah yang kurang kondusif.

Arie Rukmantara menyatakan salah satu bentu kekurangkondusifan sekolah adalah maraknya bullying kepada siswa lain. Anak difabel termasuk menjadi sasaran utama perilaku bullying.

Dr. Najat akhirnya menandaskan bahwa bullying adalah bagian dari perilaku melanggar HAM anak. Maka perilaku kekerasan ini harus dimarjinalkan proses reproduksinya.

Di sela-sela diskusi Gubernur Ganjar memotivasi anak jalanan dengan nyayi dan bermain tik tok agar bersemangat untuk kembali bersekolah.*

#salamsdgsjateng
#salambudayafibundip